Pertemuan ke -5

 Gairah Menulis PUISI

Pertemuan : 5
Hari / Tgl.    : Jumat 27 Mei 2022
Narasumber : Dra.E.Hasanah, M.Pd
Moderator.   : Dail Ma. 'ruf



"Jadilah Pelopor, karena pelopor itu belajar, berkarya, tegar, inspiratif, tanggung jawab dan termotivasi. Pengekor hanya copypaste, selfclaim, tidak team work dan ketakutan tersaingi "

Tak terasa sekarang telah menginjak pertemuan yang ke 5. Malam semakin panjang dan dingin. Pelatihan akan segera dimulai. Jangan lupa siapkan amunisi dan perbekalan yang cukup supaya selama pelatihan tidak mengantuk.

Sebelum pelatihan alangkah baiknya kita pemanasan terlebih dahulu  sebelum menyimak materi. Ada sebuah pantun untuk penyemangat di awal pertemuan ini.

Jalan-jalan ke pasar baru
Tidak lupa membeli topi
Malam ini dapat materi baru
Judulnya Gairah Menulis Puisi

Pelatihan malam ini kita ditemani oleh seorang narasumber yang sudah tidak asing lagi diantara para pegiat literasi. Beliau terlahir di Kota Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967. Pendidikan terakhir menempuh pendidikan Pascasarjana IMNI program studi manajemen pendidikan lulus tahun 2010. Beliau merupakan pendiri Yayasan Pendidikan Halima Al Azhar di Kankemenag Sukabumi (2015  - sekarang)

Narasumber kita ini memiliki segudang prestasi yang sangat luar biasa diantaranya sebagai pengelola kursus berprestasi ke -3 tingkat Provinsi Jawa Barat. Sebagai pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021 dan sebagai salah satu peraih Anugerah Guru dan GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas berprestasi tahun 2021. Sampai sekarang telah berhasil menulis buku solo, menulis puisi, pantun, cerita fiksi dan non fiksi lebih dari 60 buku.



Beliau juga merupakan salah satu alumni pelatihan menulis gelombang 18. Beliau sangat antusias sekali untuk belajar menulis. Beliau juga belajar menjadi kurator, editor, dan pemberi kata pengantar. Salah satu rahasia besarnya bisa menelorkan 60 buku dalam satu tahun yaitu dengan ikut dalam komunitas literasi. Salah satunya yaitu BM 18.

Selain itu rahasia besar lainnya dengan adanya gairah belajar menulis. Mari kita simak apa itu gairah menulis. Gairah artinya keinginan yang kuat , bersemangat. Menulis artinya aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa atau menulis juga melahirkan pikiran atau perasaan lewat bahasa.


Sedangkan pengertian puisi menurut KBBI
adalah : 
1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, Rima serta penyusunan larik dan bait.
2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih, dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.

Belajar puisi juga bisa lewat berbagai cara yaitu dengan belajar di komunitas belajar menulis dan blogger. Bisa juga belajar puisi telelet, akrostik, atau puisi - puisi lainnya.

Adapun makna puisi menurut H.B Yasin puisi adalah  suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.


Berikut ini ada sebuah contoh puisi dari Pak Nastain

Pagi ini embun mengetuk pintu hatiku
Membangunkan dari mimpiku yang sempat tertunda
Sang embun dengan beningnya meberi segarnya
Mengobati rindu ini yang lagi dahaga
Aku terdiam menyaksikan embun dengan kesucian mu terusir oleh hangatnya mentari.
Setelah aku yakin bahwa seutuhnya raga matamu menghilang, kini nama dan semua memori tentangmu kembali terngiang.
Aku tanpamu dipeluk oleh kenangan
Ingatan kita beradu
Tangis yang dipendam oleh tawa lepas dan gurauan yang tertutup oleh pertengkaran
Waktu menyirami kita dan pengalaman menyuburkannya dalam hening kita bertumbuh 
Masihkah ada waktu seperti sekarang?
Denyut ku milikmu
Denyut mu milikku
Debat rasa kita sama
Rasa cinta kita sama

Contoh puisi diatas merupakan salah satu puisi bebas karena terikat oleh aturan Rima, bait dan lainnya. Puisi tersebut bebas mengungkapkan perasaan dalam diksi - diksi yang memukau.

Setelah kita melihat contoh puisi maka didalamnya terdapat struktur puisi.
Dalam struktur puisi ada ;
1.Bentuk : berbentuk baris
2. Diksi.   : Pemilihan kata indah ,dan memiliki kekuatan makna
3.Majas. :  bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
4. Rima : persamaan bunyi di baris / akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

Dalam puisi juga beragam jenisnya. Seperti yang kita ketahui puisi itu ada 2 jenis.
* Puisi lama yaitu : puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan( Rima) , banyak suku kata ditiap baris.
*Puisi baru yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya bebas dari pada puisi lama dalam jumlah baris, suku kata maupun Rima.

Adapun ciri-ciri puisi lama diantaranya:
• Tidak diketahui nama pengarangnya
• Penyampaian nya dari mulut ke mulut
• Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.


Jenis puisi lama diantaranya :
1. Mantra yaitu ucapan - ucapan yang dianggap memiliki mantra untuk memiliki kekuatan gaib.
2. Pantun adalah puisi yang bercirikan berdahak a-b-a-b setiap baitnya terdiri dari 4 baris dan di tiap baris terdiri dari 8- 12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran dan 2 baris  berikutnya sebagai isi.

Banyak pula contoh pantun yang sering kita temui. Diantara jenis pantun diantaranya : 
* Seloka : pantun yang berkait
* Talibun yaitu pantun yang genap setiap barisnya.


Pada saat ini biasanya orang lebih suka pada puisi baru. Karena memiliki bentuk yang rapi dan simetris. Persajakan akhir yang teatur. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain. Sebagian besar puisi empat seuntai.



Pada pelatihan malam ini banyak melahirkan Puisi- Puisi yang sangat bagus diantaranya : 

* 1.Puisi pertama karya Bu Venice Rahayu

Selalu saja aku jatuh cinta Pada-Mu

Aku telah memanggil-Mu dalam keheningan
Aku menangis
Kubawa ceritaku kehadapan-Mu
Dan Engkau memelukku erat
Malam itu, aku terlelap di pangkuanku

2.Puisi Kedua Karya Emutwae

Aku terpukau oleh goresan pena
Anganku melayang inginkan sama
Merenda kata menjadi sebuah makna

Melajumenuatukan diri dalam sebuah komunitas
Untuk mencari sebuah identitas
Sudahkah aku pantas
Meraih gelar penulis ?

Meski tertatih, tak buatku lelah
Apalagi pasrah
Bersama sahabat dalam satu wadah
Torehkan karya agar kelak menjadi sejarah

*3.Puisi  ketiga karya Jannah Roudhotul

Menoreh malam sayu diterpa angin
Sejak siang aku asyik dengan bidadari kecilku
Bias bias secercah harapan pertemuan di majlis ilmu
Gairah menulis puisi menggugah nafsuku menanti

4.*Puisi keempat karya Yandri Novita Sari

Purnama direnggut paksa oleh pagi
Terpecah dan tiap lengkungannya runtuh
Pagi menyulut dengan rona angkuh
Memuntahkan cahaya hingga purnama pucat pasih
Mendekap mendekap dan terus mendekap
Hingga purnama terhangati dalam pelukan pagi
Berbalut ketidak warasan
Di sanggul oleh kemunafikan
Purnama menjelma menjadi sepasang kekasih
Mesra meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi
Kini Purnama terus menyatu
Menyisakan luka sayatan tanpa ada obat penawar
Mata yang terus menunggu di sudut malam
Melihat keelokan cahanyanya hanya bisa terisak tanpa air mata
Mengalir hanya kedalam Sukma
Aku bungkam rindu, menuapah dalam lukaku yang belum kunjung sembuh

5. *Puisi ke 5 

LORONG LORONG KEHIDUPAN
  Pojok pasar legi

 Toko toko masih tertutup rapi
Jalanan lengah  sepi
Suara kendaraan tak berbunyi
Orang orang kaya masih dalam mimpi,
Berselimut  kain tebal penghangat dir.
Kulangkahkan kaki menuju pasar pagi
Bermodalkan semangat dan harga diri
Menunggu pelanggan yang sudi menggunakan jasaku 
Memanggul  barang
Rupiah  demi rupiah kukumpulkan untuk  menyambung hidup

Ketika sang fajar menanpakan diri,
Badanku sudah bermandikan keringat.
Walaupun yang kudapat tak sebanding dengan tenagaku.
Ini yang  kubisa lakukan,
Ketrampilan tak kumiliki, apalagi ijazah perguruan tinggi.

6.* Puisi ke 6

Malam penuh gairah
Mendengar Suara merdu
Siapakah gerangan
Membuatku enggan beranjak

7. Puisi ke 7

Siswa ku

Di pagi yang cerah
Sambil berlari kecil 
Ku sambut kedatangan mu
Di madrasah idola kita

Ilmu pengetahuan kau jemput dengan suka cita
Wajah ceria selalu ada
Semangat belajar ada di dada
Menjemput jemput keberhasilan

Indaryati

8.* Puisi ke 8

FATAMORGANA

Kataku itu luar biasa
Namun katamu tu Biasa
Milikku itu istimewa
Milikmu juga istimewa

Bahagia itu apa sesungguhnya
Apakah banyaknya harta
Ataukah kecukupan dengan yang ada
Setiap orang punya arti berbeda

Bahaga itu bagaimana
Apakah terwujudnya semua asa
Ataukah kesyukuran atas apa yang diterima
Sekali lagi setiap kita punya makna yang berbeda

9.Puisi ke 9

Aku dan dia

Aku tak kenal dirimu
Tapi engkau mengenalku
Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu

Hati ini terpanah olehmu
Tapi mungkin kan itu terjadi
Semuanya ku serahkan pada sang pencipta

10. Puisi ke 10

Rimiati,  MAN Kota Palangka Raya

Senja mulai merambah
Sang surya mulai rendah
Burung mengepak sayap
 tuk pulang
 bersandar di parebahan

Waktu sudah teratur
Bagi makhluk yang bersyukur
Sutradara kehidupan maha pengatur
Jangan mengelak untuk bersyukur

11. Puisi ke 11

Semburat merah warna senja itu
Matahari siap terbenam
awan pun enggan bergerak
hingga langit tampak bersih 

prahara senja terjadi
emosi bocah meluap
tatkala kejailan bersama teman

Kucoba menunggu keraguan itu
harapku tak kan terjadi

Namun 
yang kuinginkan tak kunjung ada
belaian sayang
nasehat bijak
kata-kata bujukan indah
tiada tampak olehku

wajah muram lagi dingin
mulut bungkan
diam membisu
tatapan mata tiada arti
sedih kumelihat

Apakah tanda cinta
apakah tanda sayang
aku sungguh takut
keraguanku terjadi

Hati tetap harus kuat
Kupasrahkan smua pada Illahi
Semoga slalu dilindungiNya

12.Puisi ke 12

Hatiku tak sedang bergairah
Tulang-tulangku terasa patah
Badanku merasa lelah
Karena hariku menghadapi beberapa masalah

Tuhan, bantu aku
Topik pertemuan malam ini kesukaanku
Tetapi mengapa 
Nyaliku untuk fokus entah di mana

Semoga galau ini tak berlanjut
Kuambil minuman penghangat perut
Sesekali kakiku kuurut
Berharap jiwa dan raga  jadi penurut

13. Puisi ke 13

Puisi Rinduku 

Oleh Arofiah Afifi

Banyak kata yang tak sanggup  diuraikan lisan  , Berjuta rasa tak sanggup terungkap dalam ucapan, 

Selaksa rindu dan sendu berpadu, menyatu pada aksara, tanpa jeda.

Aku ingin menggapai berjuta asa, teriakkan menggema dalam dada.

Mencipta cita menuju cinta.

Merajut kisah penuh  kasih asmara 

Ribuan asa bermuara 

Pada cahaya  yang jauh di sana

Kasih, ku nanti dirimu pada ujung senja, merona jingga.

Cinta. Ku ukir namamu pada batu karang yang tak goyah diterjang gelombang.

Rindu. Ku sebut namamu dalam untaian doa. Menuju Arasy NYA.

Wahai cahayaku, bilakah tiba masa kita bersua ?

Ribuan abjad tanpa jeda, ku toreh  pada selaksa  embun pagi.

Ungkapan jiwa dan isi hati

Wahai cakrawlaaku 

Ribuan bintang bercengkrama kubisikkan namamu

Ber arak awan putih kititipkan rinduku untukmu

Wahai rinai, grangan sampaikan tetesan ribuan rinduku 

Pada cahaya yang begitu indah menghias relung jiwaku .


14. Puisi ke 14

RASA

Aku takut sepi

Aku takut sunyi

Aku takut senyap

Aku takut gelap

Sepi selalu memelukku

Sunyi selalu mendekapku

Senyap selalu menghampiriku

Gelap selalu menemaniku

 Aku sesak dipeluk sepi.

Aku gerah didekap sunyi

Aku jenuh bertemu senyap

Aku enggan ditemani gelap

Sepi melelahkan ragaku

Sunyi mencekam jiwaku

Senyap meretas gairahku

Gelap menghadang impianku

Ku harap rasa ini berlalu

Biarlah keceriaan memelukku

Kegembiraan mendekapku

Keramaian menjumpaiku

Cahaya terang selalu bersamaku

15.Puisi ke 15

*Putri kecilku*
Kau ingatkan daku
Kau buat diri terharu
Kala aku sakit
Kau selalu bangkit

Tingkahmu yang lucu
Padamkan amarahku
Kaulah secercah harapan
Remukkan sebuah penderitaan

16.Puisi ke 16

Rindu

Rasa ini entah mengapa datang menggebu-gebu

Ingin hati memelukmu nan sedang pilu

Namun apa daya jarak dan waktu membelenggu

Doaku dari jauh memeluk hatimu

Untukmu anakku yang selalu kurindu

Oktavia Hadianingsih 
Palangka Raya

17. Puisi ke- 17

JANGAN MENGHINDAR

Mengagumimu sang mentari 
yang memberi kehangatan namun mengapa kita menghindarinya dengan bertopi?

Kita menantikan turunnya hujan yang menyuburkan dan menyegarkan namun mengapa kita berlindung darinya dengan berpayung?

Kita mengharapkan hembusan angin yang membawa kesejukan namun mengapa kita justru bersembunyi di balik jaket yang tebal?

Rahmat Allah tercurah bagi kita seperti air hujan yang menyuburkan, seperti sinar mentari yang menghangatkan dan seperti hembusan angin yang meneduhkan hati.
Namun kita sering lari menghindar dan bersembunyi dariNya.

Bukan Tuhan yang tidak sayang dan memerhatikan hidup kita, bukan Tuhan TIDAK mendengarkan doa kita, bukan Tuhan yg TIDAK  memberkati kita,
tetapi kita sendiri yang sering menghindar dariNya. 

Kita sendiri yg menolak pemberian Tuhan karena kita terkurung oleh banyak keinginan ego kita. 
Kita sendiri yg sering menjauh dari Tuhan dan diam diam membangun jalan hidup sendiri. 
Kita juga yg sering melepaskan diri dari tuntunan TanganNya, sehingga kita jatuh dan tersesat.  

Sobat, 
Berdirilah di hadapan Tuhan dalam keterbukaan, nikmati sinar kasihNya menghangatkan hidupmu yang beku. Biarkan Ia menyegarkan dan menyuburkan hidupmu dengan siraman kasihNya. Biarkan pula Dia melingkupimu dengan semilir angin pengampunan yang menenangkan dan mendamaikan. 

Pegang erat tanganNya. Semakin kita merasa lemah, semakin kita butuh kekuatanNya. Kalau dlm kelemahan kita malahan menghindar dan jauh dariNya, kita akan makin terpuruk dlm kelemahan dan ketakberdayaan diri kita.

By. Theresia - Pangkalpinang

18. Puisi ke 18

*Ibu*
Wanita yang agung nan mulia
Sungguh hebat engkau 
Lapang dada sifatmu
Tanpa pamrih 
pengorbananmu 
Demi anakmu tersayang

Tangismu sedihku
Senyummu semangatku
Ridlomu keberhasilanku
Restumu kedamaianku

Kaum hawa yang mulia
Jasamu terukir indah dalam jiwaku
Kasihmu kasihku
Sayangmu sayangmu

19.Puisi ke 19

Terpaku pada masa lalu
Enak dirasa kasih beribu
Sekarang masa sudah berlalu
Relung kalbu semakin terngungu. 

Ah, kemana ku kan mengadu
Mengharap kasihan pada pilu
Hanya terpikir pada Yang Satu
Ampunan dan rahmat-Mu
Selalu ku tunggu

Biarkan aku terngungu
Dihadapan yang maha Syahdu
Kalbuku berharap hanya pada- Mu
Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.

20.Puisi ke 20

RAUT SENJA DI BUMI RIAU
Karya : Ai Sumarni

Andai matahari merapat ke haribaannya
Indahnya alam menyapa dunia
Menepis sanubari pilu luruhkan luka
Lembayung menghalau gundah gulana
Raut senja tersenyum bahagia
Menghiasi Bumi Riau mempesona

Andai bulan tenggelam di lautan bintang
Cahayanya memudar seakan bilang
Tak peduli jika ada yang hilang
Kami kan selalu terus berjuang
Pesona Riau nan indah dipandang
Dalam genggaman masa gemilang

Andai mentari pagi tiba berseri
kan kuukir sebuah prestasi
Emban tugas untuk mengabdi
Balas  jasa pada tuan negeri
Tak kenal lelah kurajut janji
Bangun persada Riau kekal lestari

Andai matahari mengukir hari
seberkas cahaya menyinari sanubari
Menerangi hamparan bumi bestari
Bumi lancang kuning tempatku berdiri
Kan kuraih mimpi sepanjang hari
Merangkai asaku tuk temukan jati diri

Andai senja berselimut lembayung
Semilir angin berbisik membuatku merenung
Tekenang nasehat ibunda di kampung
Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung
Meski jauh dari ibu dan ayah kandung
Hanya kepada Allah tempatku berlindung

Andai malam berhiaskan cahaya rembulan
menerangi kelamnya kalbu sang pencari cuan
Menghantarkan impian dan harapan jadi kenyataan
Walaupun diri tak lepas dari keterbatasan
Takkan kenal lelah menata masa depan
Menuju kehidupan penuh keberkahan

21.Puisi ke 21

Deburan Ombak

Tatkala senyapnya malam
Deburan ombak terdengar jelas
walau jarak pantai nan jauh
Miris hati ini mendengarnya

Nyali menjadi ciut
Merasakan diri sangat kecil
Tak mampu segalanya
Tanpa kuasa Sang Ilahi

Tetes-tetes air mata 
Kian lama semakin menderas
Sesalkan semua yang telah berlalu
Kini  tobat yang harus dilakukan
Berjanji untuk berjalan lurus
Seperti ajaran dan perintahNya

Sri Endang P
Yogya Selatan
27 Mei 2022

22.Puisi ke 22

UANG

Semua butuh uang, tapi bukan uang yg mencipta dan mengatur manusia. Manusialah yg mencipta dan seharusnya mengatur uang.

Dengan uang kamu dapat membeli buku tetapi tidak dapat membeli pengetahuan.

Dengan uang kamu dapat membeli darah dan berobat namun tidak dapat membeli kehidupan.

Dengan uang kamu dapat membeli jabatan atau kekuasaan namun tdk dapat membeli kehormatan.

Dengan uang kamu dapat menyenangkan banyak orang namun tidak dapat membeli cinta mereka.

Dengan uang kamu dapat membangun rumah tangga, namun tidak akan dapat menjamin kebahagiaan keluargamu.

Dengan uang kamu dapat membeli banyak jam, tapi tidak dapat membeli waktu dalam hidupmu.

Dengan uang kamu dapat membangun tempat ibadah, namun bukan ibadah dan imanmu.

Uang memang penting tetapi bukanlah segalanya. 
Masih banyak hal yang bisa diraih tanpa uang. 

Jika sekarang dirimu punya banyak uang, gunakanlah untuk hal terpenting.
Kalau dirimu sedang tidak punya uang, jangan risau karena siapa tau dirimu justru lebih kaya dari orang yg punya banyak uang

By. Theresia - Pangkalpinang

23. Puisi ke 23.

*Berharap pada Yang Satu*
Karya: Misdawati

Terpaku pada masa lalu
Enak dirasa kasih beribu
Sekarang masa sudah berlalu
Relung kalbu semakin terngungu. 

Ah, kemana ku kan mengadu
Mengharap kasihan pada pilu
Hanya terpikir pada Yang Satu
Ampunan dan rahmat-Mu
Selalu ku tunggu

Biarkan aku terngungu
Dihadapan yang maha Syahdu
Kalbuku berharap hanya pada- Mu
Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.

24.*Puisi ke 24
Pahlawanku
Agus Winarno
Wahai pahlawan..
Kau sangat berjasa bagi negeri ini
Panas hujan badai kau lalui
Tiada henti memperjuangkan negeri ini
Untuk sebuah kemerdekaan

Wahai pahlawan..
Dengen berani dan gigih
Kau berjuang demi negeri ini
Kau rela berkorban demi negeri ini
Tak peduli apapun yang terjadi
Walau pilihan antara hidup dan mati

Kau taruhkan nyawa demi negeri
Kau rela mati demi negeri
Perjuangan negeri ini
Akan selalu melekat di hati kami

Oh pahlawanku
Kau sekarang telah tiada
Hanya dari foto yang bisa kami liat
Tapi ingat
Perjuanganmu akan selalu kami kenang

25. * Puisi ke 25

SATU HAL SAJA

Satu hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain. 

Satu senyum mampu meluluhkan permusuhan.

Satu kebencian mampu meracuni diri seumur hidup. 

Satu dusta dapat menghancurkan kepercayaan. 

Satu cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.

Satu doa mampu menjadi mukjizat dalam hidup.

Satu saja kata maaf, mampu memadamkan api amarah.

Satu saja benci dalam hati, akan menggerogoti kebahagiaanmu.

Satu tindakan saja, dapat mengubah dunia.

Satu keputusasaan cukup untuk mematikan semua harapan dan semangat.

Satu sahabat baik yang kau miliki, cukup untuk memenuhi kekosongan hidupmu.

Cukup satu keputusan, untuk mengubah hidup bahkan menghancurkannya. 

Walau hanya satu hal, namun pikirkan dahulu satu hal yang akan engkau berikan dari hidupmu bagi dunia ini, 
Satu hal yg baik atau yg buruk? Keduanya akan mengubah dirimu dan sesamamu.

By. Theresia - Pangkalpinang

*26.Puisi ke 26

Berat rasanya  meninggalkanmu dan mustahil bagiku untuk dapat melupakanmu. laksana embun pagi yang harus rela menyingkir karena hadirnya mentari pagi.                              Maafkan diriku, semua ini kulakukan demi cinta dan cita-cita.                     Tolitoli 27 Mei 2022           
  By Rosweni

27. Puisi ke 27

*Kawan*
Karya Nurkhotijah

Tiada kira,tiada rasa terakhir kita berjumpa
Kemarin kita bersua,berkata,bercanda
Kini kau telah tiada untuk selamanya

Rasa perih didada
Rasa tak percaya
Rasa tak kuasa

Hanya untaian doa
Hilangkan kesedihan didada
Ikhlaskan jiwa,bertemu di Syurga-Nya

28* Puisi ke 28

TAK ADA YANG KEBETULAN

🌿Pernahkah...
Saat kau duduk santai dan menikmati harimu dan tiba-tiba kamu terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?

Itu adalah Tuhan.
Yang sedang berbicara denganmu & mengetuk hatimu.

🌿Pernahkah..
Saat kau sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curhat?

Itulah saatnya dimana Tuhan ingin agar kamu berbicara padaNYA.

🌿Pernahkah...
Kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon darinya?

Itu adalah Kuasa Tuhan yang sedang menghiburmu. Tidak ada yang namanya kebetulan...

🌿Pernahkah... kamu mengharapkan sesuatu yang tidak terduga yang selama ini kamu inginkan tapi rasanya sulit untuk didapatkan?

Sebenarnya Tuhan mengetahui & mendengar suara batinmu.

🌿Pernahkah kau berada dalam situasi yang buntu semua terasa begitu sulit... begitu tidak menyenangkan... hambar... kosong... bahkan menakutkan?

Itu adalah saat di mana Tuhan mengijinkan kamu diuji, supaya kamu menyadari keberadaanNYA. Karena DIA tahu kamu sudah mulai melupakanNYA dalam kesenangan.

🌿Sering Tuhan mendemonstrasikan KASIH & KUASANYA di dalam area, di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu.

🌿Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terkirim padamu? TIDAK... Sekali lagi, TIDAK ada yg kebetulan

By. Theresia - Pangkalpinang

29. *Puisi ke -29

Melepas mu dalam Kenang Terindah

Anganku melayang
Terbawa lamunan nan jauh ke sukma
Menebar harum dalam setiap makna. 

Berawal dari goresan kata, mengalir menjadi bait bait rasa
Dari sebuah titik menjelma garis yang berlalu lalang
Sebuah jumpa menjadi kebersamaan
Lebih tepatnya menjelma keakraban. 

Kini terucap salam perpisahan
Lajur kehidupan ditakdirkan berputar
Lintasan ada dan tiada, timbul dan tenggelam
Begitu pula alur cerita ini perjumpaan dan perpisahan. 

Saat-saat langkah terayun menjauh
Jarak kitapun semakin membentang
Akankah semuanya tinggal kenangan
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan sirna terkubur oleh waktu. 

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Mungkin airmata ini tak jatuh berlinang
Tapi bukan berarti suatu kerelaan. 

Sobat.. 
Dalam hatiku, akan tetap membekas suatu kenangan
Ruang dan waktu kita memang beda
Bukan berarti rasa tak boleh sama
Kini.. 
Aku tenggelam dalam sepi
Rinaimu jatuh satu persatu dikubangan senyap
Cahyamu bisa kulihat, bukan dengan mata
Tapi dengan rindu yang kian sekarat. 

Sobat, 
Kini kau semakin jauh
Hanya doa yang kurapal di ujung langit
Hingga melebur menjadi angin
Meskipun engkau selalu
Menjadi sebuah rinduku.

30*Puisi ke-30

Ibu
Ibu...engkau adalah lenteraku
Disetiap saat engkau selalu ada untuk ku
Dari kecil engkau selalu memanjakan ku
Tapi kini engkau telah pergi

Serasa bumi terasa hampa
Gairah hidup pun makin mereda
Karena engkau sudah tiada
Yang ku pandang kini hanya pusara

31.* Puisi ke-31

Takzim Rindu buat Ayah
(Venice Rahayu)

Seorang anak perempuan berceloteh tentang rindu dan harapan
Aku menemukannya dan mencatatnya dengan segala debar
Hujan menggiring narasi malam itu
"Warisan terbesar seorang Ayah adalah membuat anak-anak menjadi bahagia dan berharga."
Aku menunduk dan mengemasnya dalam-dalam
Lalu, Ayah memancangkan tiang-tiang asa agar langkah itu sampai pada bianglala

32.*Puisi ke-32

Aku hanya dapat melihat dalam diam
Bukanlah pelaku sejarah
Bukanlah yang beraksi
Namun tak dapat pula bersaksi

Menatap dengan bulir mata yang semakin mengecil
Tak kuasa tuk terbuka
Dalam tuas yang semakin melemah

Entah apa lagi yang dirasa
Segalanya tak lagi dapat diurai
Pandangan terasa gelap mencekam
Resah dihantui bayang-bayang

Aku masih melihat dalam diam
Masih berusaha mengais-ngais harapan
Masih ada kah ruang di sana untukku?

33.*Puisi ke-33

#Tantangan_Harian
Masa Lalu

GADIS  KERUDUNG BIRU 
Karya :  Syafrina 

Rintik hujan membasahi dedaunan
Matahari seakan malu menampakkan diri
Burung pipit dengan riangnya bersenandung 
Untaian tali tiada berarti
Menyelinap diantara untaian arai

Di gubug berdinding alam hijau
Beratap ilalang bersuluh matahari
Ku menatap nun jauh di sana
Idaman hati membawa kelana dalam jiwa
 
Dia 
Gadis desa berkerudung biru
Membuat hati berasa membaur rindu
Cantik tanpa polesan gincu
 Mengugah hasrat ingin memiliki 

Dia
Si gadis ayu
Kan dipersunting menjadi milikku
Mengurai bahtera cinta
Menggapai mahligai bahagia

Ku tersentak dalam hayal 
Gadis kerudung biru sudah berada di sampingku
Senyum manis menggoyah iman
Meluluh lantah hasrat dalam kalbu

Namun semua telah berlalu 
Gadis kerudung biru 
Singgah sekejap dalam dekapan rindu
Unggah kecewa dalam jiwa nan lugu
Rupanya dia bukan jodohku
Karena dipinang duda kaya di kampungku

Labuah Panjang, Solok 28 Oktober 2021

34.* Puisi ke-34
Untukmu pahlawanku
Agus Winarno
Pangkalan Bun, Kalteng

Demi negeri
Kau korbankan waktumu
Demi negeri
Kau korbankan nyawamu

Wahai pahlawanku
Kau korbankan api semangat juangmu
Semangatmu yang membara
Akan selalu mengalir dijiwa kami

Dengan gagah berani engkau berdiri
Tak peduli hidup atau mati
Demi negeri tercinta ini

Namun kini kau sudah tak nampak lagi
Di dinding kau hanyalah sebuah gambar
Di atas tanah kau hanyalah sebuah patung
Dan dibawah tanah kau hanyalah tulang belulang

Wahai pahlawanku
Semangatmu bergelora di jiwa kami
Bambu runcingmu kini berubah menjadi teknologi
Bersama kami jaga bumi pertiwi


Pada pelatihan malam ini sangat luar biasa hingga menciptakan kurang lebih 40 puisi dari guru- guru hebat seluruh Indonesia.
Salut atas semangat dan motivasinya dalam meningkatkan literasi di Indonesia terutama dalam menciptakan puisi.

Terima kasih atas ilmunya malam ini. Sungguh sangat menggairahkan sekali dalam menciptakan puisi- puisi yang indah.

Salam Literasi
Maju terus Guru Motivator Literasi 
Subang 27 Mei 2022

Nina Yuliana S.Pd

Comments

  1. Waahh... keren. cerita, resume dan puisi menjadi satu.

    ReplyDelete
  2. Wow...luar biasa Bu Nin.. mantul...

    ReplyDelete
  3. Gerecep, Bu.. Mantap pula resumenya👍🏻😍

    ReplyDelete
  4. Luar biasa bu Nina, selalu yg pertama dan resumenya lengkap beserta puisi dari peserta... 👍👍👍

    ReplyDelete
  5. Mantul sekali puisinya begitu indah 👍🏻👍🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya hanya menyalin puisi bu.....insyaalloh nanti bikin sendiri

      Delete
  6. Masyaallah bu nina luarbiasa.. Resume nya komplit dan kereen..

    ReplyDelete
  7. Kereen resumex mantap lemgkap

    ReplyDelete
  8. Ini kok ajaib ya, bim salabim, MasyaAlloh keren banget

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pertemuan ke 2

MODUL 3.1 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Nina Yuliana S.Pd